Coba
anda gosokkan sisir rambut pada rambut yang kering lalu dekatkan sisir
pada potongan-potongan kecil kertas. Atau gosokkan balon yang berisi
udara dengan kain wol lalu dekatkan pada dinding tembok. Apa yang anda
amati ? Jika anda mendekatkan sisir pada potongan-potongan kertas maka
sisir menarik potongan-potongan kertas. Demikian juga jika anda
mendekatkan balon dengan dinding maka balon akan menempel di dinding.
Aneh ya…
Mengapa sisir menarik potongan kertas ?
Mengapa balon bisa menempel di dinding ?
Anda
bisa melakukan percobaan berbeda. Siapkan dua batang kaca dan dua
batang plastik. Gantungkan batang kaca dan batang plastik menggunakan
tali. Gosokkan batang kaca dan batang plastik dengan kain. Setelah itu
dekatkan batang kaca dengan batang plastik. Apa yang anda amati ?
Bagaimana jika batang kaca didekatkan dengan batang kaca atau batang
plastik didekatkan dengan batang plastik ?
Fenomena
seperti ini telah diamati orang yunani kuno. Orang yunani pada waktu
itu mengamati fenomena ini menggunakan amber. Amber berasal dari getah
pohon pinus yang sudah membatu, bercampur dengan serangga, bulu-bulu
binatang dan daun yang terperangkap di dalam getah tersebut. Ketika
amber digosok dengan wol, amber dapat menarik daun-daun kecil atau abu.
Para
ilmuwan mengatakan bahwa kaca atau plastik atau amber atau sisir atau
benda apapun yang menunjukkan gejala yang sama dikatakan “bermuatan”
akibat adanya proses penggosokan. Setelah digosok, benda seperti sisir
atau plastik atau kaca sepertinya “memuati” sesuatu sehingga bisa
menarik benda lain. Jika tidak digosok, sisir atau plastik atau kaca
tidak bisa menarik benda lain. Nah, orang yunani kuno lebih dahulu
mengamati gejala ini pada amber dan berdasarkan eksperimen, gejala yang
ditunjukkan oleh plastik atau kaca juga mirip seperti yang dialami oleh
amber, maka para ilmuwan menamakannya “
muatan listrik”. Kata
listrik (
electric) berasal dari kata yunani
elektron,
yang berarti amber. Dinamakan sesuai nama benda yang menunjukkan
gejalanya. Jadi adanya proses penggosokan menyebabkan benda seperti kaca
atau plastik atau amber mempunyai “muatan listrik” total.
Apakah
muatan listrik yang dimiliki kaca dan plastik sama ? Berdasarkan
percobaan di atas, ketika dua batang plastik yang bermuatan didekati
satu sama lain, keduanya saling menolak atau saling menjahui. Demikian
juga ketika dua batang kaca yang bermuatan didekatkan satu sama lain,
keduanya juga saling menolak atau saling menjahui. Sebaliknya ketika
batang kaca yang bermuatan didekatkan dengan batang plastik yang
bermuatan, keduanya saling tarik menarik atau saling mendekati.
Karena
jenis bendanya sama, yakni plastik, maka kita bisa menyimpulkan bahwa
jenis muatan listrik pada kedua batang plastik pasti sama. Demikian juga
karena bendanya sama, yakni kaca, maka kita bisa menyimpulkan bahwa
jenis muatan listrik pada kedua batang kaca pasti sama. Dalam hal ini,
ada dua jenis muatan yang berbeda, yakni muatan listrik seperti pada
plastik yang digosok dan muatan listrik seperti pada kaca yang digosok.
Dua
batang kaca yang didekatkan, saling menjahui atau tolak menolak,
demikian juga dua batang plastik yang didekatkan, saling menjahui atau
tolak menolak, maka bisa disimpulkan bahwa muatan yang sejenis tolak
menolak. Sebaliknya batang kaca dan plastik yang didekatkan saling tarik
menarik atau bergerak mendekati satu sama lain maka bisa disimpulkan
bahwa muatan yang tak sejenis saling tarik menarik.
Apakah benar hanya ada
dua jenis muatan listrik
? mungkinkah ada jenis muatan listrik lain ? untuk mengetahui hal ini,
tentu harus dilakukan eksperimen. Dirimu bisa melakukan berbagai
eksperimen untuk mengetahui hal ini. Sesuai dengan eksperimen yang
dilakukan para ilmuwan, diketahui bahwa hanya ada dua jenis muatan
listrik, yakni muatan listrik seperti pada kaca yang digosok dan muatan
listrik seperti pada plastik yang digosok.
Seorang
negarawan, filsuf dan ilmuwan Amerika serikat, yakni Benyamin Franklin
(1706 – 1790) mengemukakan sebuah model untuk menjelaskan hal ini.
Menurutnya, secara normal setiap benda memiliki sejumlah muatan listrik.
Apabila sebuah benda digosokkan dengan benda lainnya maka akan terjadi
perpindahan muatan listrik dari satu benda ke benda lainnya. Karena
adanya perpindahan muatan listrik maka salah satu benda menjadi
kelebihan muatan listrik, sedangkan benda lainnya menjadi kekurangan
muatan listrik dalam jumlah yang sama. Benyamin Franklin menggambarkan muatan listrik yang dihasilkan pada proses penggosokan dengan tanda positif dan tanda negatif. Dia memilih muatan listrik pada kaca sebagai muatan positif.
Kaca menarik plastik karenanya jika muatan pada kaca dipilih bertanda
positif maka muatan pada plastik bertanda negatif. Menggunakan
kesepakatan yang diusulkan oleh Benyamin Franklin maka benda bermuatan
yang tarik menarik dengan batang kaca harus bermuatan negatif.
Sebaliknya benda bermuatan yang tolak menolak dengan batang kaca harus
bermuatan positif.
Pemahaman
mengenai muatan listrik disempurnakan setelah munculnya kajian mengenai
struktur materi. Setiap materi di alam semesta tersusun dari atom-atom
yang bersifat netral secara kelistrikan (tidak ada muatan listrik
total). Setiap atom tersusun dari tiga partikel, yakni proton yang
bermuatan positif, neutron yang bermuatan netral dan elektron yang
bermuatan negatif. Setiap atom mempunyai suatu inti kecil yang padat,
yang tersusun dari proton dan neutron. Bayangkan saja jika diameter atom
beberapa kilometer maka ukuran inti atom kira-kira seperti bola
pimpong. Inti atom yang netral dikelilingi oleh elektron yang jumlahnya
sama dengan jumlah proton.
Muatan
proton dan elektron sama besar dan berlawanan tanda. Dalam atom netral,
jumlah muatan proton dan elektron sama dengan nol. Banyaknya proton atau
elektron dalam sebuah atom netral suatu unsur dinamakan nomor atom (Z)
dari unsur tersebut. Apabila satu atau lebih elektron dalam sebuah atom
berpindah ke atom lain maka atom tersebut dinamakan ion positif.
Sebaliknya jika sebuah atom mendapatkan tambahan satu atau lebih
elektron maka atom tersebut dinamakan ion negatif. Proses di mana suatu
atom mendapat tambahan elektron atau kehilangan elektron dinamakan
ionisasi.
Apabila jumlah proton dan elektron dalam suatu benda sama maka benda tersebut bersifat netral secara kelistrikan. Untuk membuat sebuah benda menjadi bermuatan negatif, maka kita bisa menambahkan sejumlah elektron pada benda tersebut. Sebaliknya untuk membuat sebuah benda bermuatan positif maka kita bisa menghilangkan sejumlah elektron dari benda tersebut.
Mengapa kita menambahkan atau menghilangkan elektron, bukan proton ?
Proton berada dalam inti atom, sebaliknya elektron berada di luar inti
atom. Karena berada di luar maka elektron lebih mudah berpindah.
Setelah
digosokan dengan kain, batang kaca menjadi bermuatan dan muatan pada
kaca dipilih bertanda positif. Karenanya muatan pada kain yang digosokan
dengan batang kaca harus bertanda negatif. Pada mulanya kaca atau kain
bersifat netral secara kelistrikan. Ketika kaca digosokkan dengan kain,
sejumlah elektron pada kaca berpindah menuju kain. Karena kaca
kehilangan sejumlah elektron maka kaca
bermuatan positif. Sebaliknya kain menerima tambahan elektron sehingga kain
bermuatan negatif.
Sebaliknya,
setelah digosokan dengan kain, batang plastik menjadi bermuatan dan
muatan pada plastik dipilih bertanda negatif. Karenanya muatan pada kain
yang digosokan dengan plastik harus bertanda positif. Pada mulanya
plastik dan kain bersifat netral secara kelistrikan. Artinya jumlah
proton dan elektron pada plastik sama besar. Demikian juga jumlah proton
dan elektron pada kain sama besar. Setelah plastik digosokan dengan
kain, plastic bermuatan negatif sedangkan kain menjadi bermuatan
positif. Ini berarti sejumlah elektron pada kain berpindah menuju
plastik. Karena plastik mendapat tambahan elektron maka plastik
bermuatan negatif. Sebaliknya kain kehilangan sejumlah elektron sehingga
kain mejadi bermuatan positif.